I. TUJUAN
Mempelajari pembuatan komplek logam asetil asetonat.
II. TEORI
Ide bahwa
atom logam dapat berikatan dengan atom logam lainnya muncul dalam perkembangan
kimia anorganik. Sampai tahun 1913, senyawa-senyawa yang telah ditemui memiliki
ikatan logam-logam dan sampai tahun 1963 senyawa-senyawa dengan ikatan logam
yang ada lebih banyak bersifat aneh.
Senyawa
pertama dengan ikatan logam-logam yang ditemukan memiliki formula TaCl14.7H2O
oleh H.S
Harnerd. Ia menyatakan bahwa ada beberapa interaksi antara atom
Tantalum dalam senyawa ini. Struktur yang diperlihatkan belakangan ini terdiri
dari octahedron dari ikatan atom Tantalum satu sama lainnya dengan
masing-masing ujungnya dijembatani oleh klorin. Formula yang terbaik dinyatakan
dengan (Ta6Cl12)Cl12.
Dengan ditemukannya kelompok senyawa
Rhenium tahun 1963, ikatan logam-logam maju dengan pesatnya dengan
beratus-ratus senyawa yang sekarang ini telah diketahui. Senyawa-senyawa yang
sekarang ini telah diketahui tidak hanya mengandung ikatan M-M tunggal, tetapi
juga double, triple, bahkan quadrople. Dalam praktikum ini kita mensintesa
senyawa yang mengandung ikatan logam-logam.
Senyawa
kompleks adalah senyawa yang terdiri dari atom pusat yang berupa ion logam
dengan dikelilingi oleh ion-ion yang bermuatan negatif atau netral yang disebut
ligan. Ligan memberikan sepoasng elektronnya sehingga berikatan kovalen
koordinasi dengan atom pusatnya. Asetil asetonat merupakan salah stu contoh
dari senyawa kompleks yang cukup dikenal. Adapun struktur senyawa kompleks
logam asetil asetonat adalah sebagai berikut :
Asetil
asetonat merupakan larutan yang swedikit berwarna dengan aroma keton dan larut
sempurna dengan pelarut orgnik. Asetil asetonat murni atau larutannya pada
pelarut organik polar bentuk diketon adalah seimbang dengan bentuk siklik
berantai enol.
Asetil
asetonat dapat dihasilkan melalui pemanasan atau penataan ulang katalis logam
ion prefebil asetat yang diperoleh dari keton dan aseton.isopropil asetat dalam
bentuk uap dijenuhkan pada tekanan atmosfer melalui batangan baja dengan suhu
520 oC kemudian dikondensasikan dan didinginkan sampai 20 oC.
Senyawa koordinasi sering juga disebut dengan senyawa komplek yang
merupakan suatu atom pusat yang berikatan dengan molekul netral atau yang
disebut dengan ligan. Sesuai dengan konsep asam basa lewes atom dari suatu
ligan yang secara langsung terikat dengan atom pusat disebut atom donor.
Banyaknya atom donor yang terikat dengan atom pusat disebut dalam ion atau
senyawa koordinasi disebut bilangan koordinasi.
Senyawa komplek yang
mempunyai satu ion logam pusat disebut mononuklear komplek, sedangkan yang
mempunyai lebih dari satu ion logam dinamakan polynuklear komplek. Pembuatan
senyawa koordinasi sangat penting terutama dalam analisa kualitatif karena
dapat digunakan secara ekstensif untuk
memisahkan ion logam tertentu. Pembuatan komplek logam sering diikuti degan terjadinya
perubahan warna larutan.
Senyawa komplek sering juga disebut senyawa koordinasi memiliki kebebasan
dibanding senyawa lain yaitu logam yang berperan sebagai atom pusat dalam suatu
ion komplek adalah logam unsur transisi yang umumnya bewarna. Atas dasar
pembentukan larutan inilah metoda pengomplekan sering digunakan untuk
mengidentifikasi logam tertentu dan menetukan konsentrasi.
Ligan dapat dibedakan atas:
1. monodentat
2. bidentat
3. poly dentat
Pada percobaan ini akan dipelajari
pembuatan komplek logam asetil asetonat yang mempunyai rumus molekul CH3COCH2COCH3
dan rumus bangunnya adalah
Asetil asetonat merupakan suatu diketon yang dapat terionisasi dalam
larutan asam lemah. Anion nya dapat bertindak sebagai ligan terhadap ion logam
dan membentuk suatu komplek logam. Kedua atom oksigen yang dimiliki oleh asetil
asetonat akan terikat dengan atom logam sebagai atom pusat dan membentuk suatu
cincin
Secara umum komplek
diisolasi sebagai padatan kristal netral sehingga ion logam membentuk suatu
komplek. Dalam komplek cincin yang beranggotakan 6 adalah planar dan memiliki
elektron 6 dianggap sebagai cincin aromatik yang lemah. Pada komplek susunan Mo5
adalah oktahedral. Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang dapat digambarkan
oleh ligan kepada atom pusat.
Adapun sifat fisika dari asetil asetonat adalah:
1. suhu nyala = 34,5
2. titik leleh = -23 c
3. indekbias
= 1,45
4. Density = 0,975
5. kelarutan = 16 %
Kegunaan dari asetil asetonat adalah
:
1. sebagai inter
mediet untuk sentesa senyawa
heterosiklik untuk senyawa aktif
biologi.
2. sebagai bahan celup untuk produksi logam
asetil asetonat.
3.sebagai pelarut dan pengekstrak.
4. Sebagai komponen sistim katalis untuk
polimerisasi dan dimerisasi.
III. PROSEDUR PERCOBAAN.
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1
Alat dan Fungsi
Alat
|
Fungsi
|
erlenmeyer 100 ml
corong buchner
beker gelas
desikator
|
Wadah larutan
Penyaring
Wadah
larutan
Mengeringkan atau mendinginkan zat
|
3.1.2 Bahan dan Fungsi
Bahan
|
Fungsi
|
Asetil asetonat
Alumunium sulfat
NH4OH
5 M
Kertas pH
Aquades
FeCl3.6H2O
CH3COONa
|
Sebagai ligan
Sumber
atom pusat
Katalis
Pengukur
pH
Pelarut
Sumber
Fe (atom pusat)
Sebagai buffer
|
B .komplek Fe+3
1. dilarutkan 3,3 g FeCl3 6 H2O
dalam 25 ml air
2. setelah 15 menit ditambahkan larutan
asetilasetonat dalam alkohol
3. setelah 5 menit ditambahkan larutan asetil
natrium aduk dengan stirer.
4. dipanaskan selama 15 menit dengan suhu 80
c
5. didinginkan dengan air kran
6. disaring produk dan cuci dengan 100 ml air
7. dikeringkan dan hitung rendemennya
3.3 Skema kerja
B. Kompleks Fe3+
IV. DATA DAN PERHITUNGAN
4.1 Data
Volume acac : 3,07 ml (3g)
Density acac : 0,97 g/ml
Masa aluminium
sulfat :
3 g
Volume amoniak 21
%
: 8 ml
Mr acac : 100 g/mol
Mr aluminium
sulfat : 630 g/mol
Berat bersih Al :
2,24 g
Mr Al (acac) : 324 g/mol
Berat kertas
saring : 1,07 g
Berat kertas
saring + Berat bersih Al : 3,31 g
V acac : 3/0,97 = 3,07 ml
V amoniak : V1.N1 = V2.N2
VI = (8 . 5) / (21)
VI =
1,9 ml
A. komplek Al (CH3COCH2COCH3)3
Al2(SO4)3.16
H2O + 6 CH3COCH2COCH3 2 Al(acac)3 + 3 H2SO4
Mol Al sulfat = 2 mol Al(acac)3
Mol Al2(SO4)3.16
H2O = 3 g
630
g/mol
= 4,76 x 10-3 mol
Mol Al(acac)3 = 2
x 4,76 x 10-3 mol
= 9,52
x 10-3 mol
Masssa Al(acac)3 = 9,52
x 10-3 mol x
324 g/mol
= 3,086 g
Rendemen = 2,24
g x 100 0/0
3,086
g
= 72,59 0/0
4.1 Pembahasan
Dalam percobaan
ini yang berjudul pembuatan dan karakterisasi kompleks logam asetil asetonat
dimana tujuan dari praktikum ini yaitu mempelajari pembuatan kompleks logam
asetil asetonat . Asetil asetonat ( 2,4 pentanedione ) CH3COCH2COCH3 yaitu suatu diketone yang dapat berionisasi
dalam asam lemah.
Dalam praktikum kami menggunakan
logam aluminium (Al3+) sebagai logam Al dan sebagai atom pusat
sedangkan asetil asetonat sebagai ligan dan begitu juga dengan FeCl3.5
H2O sebagai sumber kompleks dari Fe3+.kompleks Al (III)
dan Fe (III) mempunyai ligan yang sama dalam percobaan ini yaitu asetil
asetonat. Walaupun mempunyai ligan yang sama tetapi perbedaan warna yang sangat
signifikan dan ini merupakan salah satu sifat dari senyawa kompleks . Adapun
penyebab perbedaan warna dikarenakan oleh jumlah ligan.
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan didapatkan warna kompleks Al (III) adalah berwarna cream putih dan
untuk senyawa kompleks Fe (III) kami tidak melakukan percobaannya karena
senyawa asetil asetonat tidak cukup tetapi kami dapat mengetahui warna Fe (III)
tersebut dari praktikan sebelumnya yaitu berwarna merah darah. Dalam percobaan
ini kami menggunakan penambahan amoniak 21 persen yang bertujuan untuk memberi
suasana netral pada reaksi tersebut.
Endapan yang kami dapatkan dalam
percobaan ini pada kompleks Al (III) yaitu sebanyak 2,24 g sedangkan secara
teoritis adalah 3,086 g , adapun kesalahan yang terjadi kemungkinan disebabkan
karena ;
a.
Kurang telitinya dalam menimbang zat.
b. Pengenceran
yang kurang sempurna saat penstirrer.
c. Penyaringan
kristal yang kurang bersih.
d. Kristal
yang dicuci belum terlalu bersih.
Sehingga
rendemen yang kami dapatkan yaitu 72,59 g.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat
kita ambil beberapa kesimpulan bahwa:
1. Berat asetil asetonat dari komplek Al adalah
3,086 g dengan rendemen 72,59 %.
2. Kompleks Al (III) dibuat pada pH netral.
3. Penambahan amonium hidroksida bertujuan untuk
menjadikan larutan yang suasana asam menjadi netral.
4. Warna kompleks Al (III) adalah cream putih.
5.2
Saran
Agar percobaan berikutnya berjalan denagn lancar
maka disarankan agar:
1. teliti dalam menimbang zat.
2. pahami prosedur percobaan yang ada.
3. serius dan hati – hati dalam bekerja.
4. lakukan penyaringan dan pencucian
dengan baik dan teliti.
5. kekompakan dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Werf, j,c.
KIMIA ANORGANIK. Edisi I. Universitas Andalas. Padang. 1979.
Vogel.
KIMIA ANALISA KUANTITATIF ANORGANIK. Media Pustaka. Jakarta. 1990.
Day,M,Clide.
KIMIA ANORGANIK TEORI.UGM Press. Yogyakarta. 1993.
No comments:
Post a Comment